September 29, 2010

Sepercik Kuliah Seminar Perencanaan

Tadinya sempet ngga nyambung juga, ini kuliah seminar perencanaan tapi kok ngebahasnya motivasi buat skripsi? Terus akhirnya ngeh juga, oh ya, saya sudah tua di kampus ini (miris sekali!). Tadinya sih sempet bikin acara sendiri sama Bimbi pas di kelas, ngobrolin apa itu "single but taken" dan gimana prosesnya (obrolan yang aneh, sungguh!), sampe pada akhirnya Pak Dar dengan gayanya yang luar biasa tenang berkata: sebelum menentukan metodologi apa yang akan kita pakai, cobalah kenali diri anda dahulu.

Ebuseeeet, beraaat banget kayaknya. Pas Pak Dar bertanya sama seantero kelas, tentang apakah kami masuk golongan deduktif ato induktif, semuanya diam. Well Sir, i know my name's Inda, i'm 21 years old, but i don't know where i belong. Saya jadi nyut-nyutan dan menghentikan obrolan singkat saya dengan Bimbi.

Rasanya jadi pengen ngejawab pertanyaan Pak Dar. Tentang who am i? Sempet ada beberapa kata yang masuk ke otak saya. Weirdo, Kid, Lazy, Writer, Booklover, Strawberry lover, Woman, Young, bla bla bla bla. Rasanya kok terlalu parsial yah? Ngga ada yang bisa mewakili saya. Jadi saya indescribable gitu? Terus kata Pak Cono (sambungan dari kuliah Etika Perencanaan-red), wanita itu compleks. So, if i were a woman, i'm the complicated one, gituuuh? Hiiih, gitu saja pusing sih!

Tapi serius, pertanyaan tentang siapa saya, siapa kamu, siapa kalian ngga pernah bisa selesai dijawab. Definisinya dinamis sih rasanya! Siapa coba yang saklek langsung bisa bilang: saya wanita muda yang cantik, pintar dan sukses. Ntar kalo dianya sudah tua dan keriput, definisinya ganti dong?

So, jangan terlalu fokus sama hal itu. Siapa dirimu? Ya i am me. Ngga lucu kan kalo jawabnya: I'm you!
Meski gitu, cobalah kenali dirimu, tapi jangan terlalu cepet menyimpulkan sesuatu, ntar basi lagi seiring waktu yang terus berjalan. Haduuuuuh kata-katanya beraaaat meeeen! Hahaha, why so serious? Take some jokes!


Best.regards,and.hugehug
Inda

September 27, 2010

Damn, It's Seven, Hahah..

People usually use number seven to describe a lucky thing. They love number seven. Well i know, number seven is the number after number six (nenek2 shampoan juga tau, uh!) hahaha but seriously, i do never love number seven. Okay, just a lil bit, i mean. You know, i have a biggest seven passions i wish i could do before i die. Want to kno? These are the things i wanna do when i'm in the situation where the death is near:
  1. Meet Jake Gyllenhaal
  2. Graduated from my college (although i don't really love the major i belong in)
  3. Kiss my boyfriend...seriously!
  4. Hug my mom, i love her soooooo!
  5. Finish my own fairytale so that people can follow this hahahaha (lolololol)
  6. I wanna scream out loud that: I'M NOT POPULAR AND I'M FUCKING PROUD OF THIS!
  7. Be a religious person...it's so serious, i'm not kidding you all!
Hahaha aren't they too much? Nah, seven is never too much at all :))

SOMEDAY

I think i'm starting to love "someday"
Kata film Knight dan Day, kata Someday bener-bener punya magis sendiri, yang tersirat inti: "pokoknya bakalan bahagia deh".
Itu kata film. Kata saya, setiap inget kata saya, rasanya jadi inget fairytale. Bukan fairytale manapun, tidak sama dengan fairytale dimanapun, but my own fairytale. Kalo saya bilang hidup saya emang fairytale, ngga salah juga kan? Toh setiap cerita selalu ada makna dan rasa.

Banyak lagu yang make kata someday di dalamnya. It means, banyak juga orang yang menganggap "someday" itu spesial. Mungkin nanti saya bikin cerita berjudul "someday" (cemans-cemans, mohon dukungannyah yaaa :p). Hidup itu kayak buku kosong, bahkan mungkin tanpa garis. Dan kita adalah penulis yang baik (asyiiiik!). Coba bayangkan, ada banyaaaak hal yang bisa kita share di dalamnya. Because life is a huge book. Jadi, ngga bakal keabisan halaman deh kalo cuman mau kamu gambar dengan hati merah jambu, lautan yang harubiru, atau bunga oranye yang ceria. Selalu ada ruang kosong buat kamu menggambar dan menulis revisinya (dear, it cannot be erased!).

Jadi tentang semuanya, life is our own bussiness, so why so serious? Life is a relativity, it doesn't have a formal definition. It's all up to you! So why are you sad?

Face your sadness, it makes you feel better, trust me :)


N.H Inda
Campus

September 21, 2010

Mmmmmmmmm

I don't know what i'm feeling.
Sick!

For You, Who Loves Me #maaf ya, ini tulisan ngaco banget

Gw lagi keingetan sesuatu. Semalem gw nungguin pacar pulang kerja (finally, hahah), dan selalu pulangnya malem mulu, almost midnite gitu. Lagi sibuk initial training, semoga lulus yah hunyi...
Biasa kan, abis pulang kerja dia telpon gw gitu, sekedar say hello, kangen or something the same-lah hihihi...(kata temen gw sih: iyaaaaa yg lagi penganten baru!).

Yaaaa karena semalem gw lagi mellow dan lagi period, gw pengen aja nyanyi-nyanyi sama pacar (sumpah yg ini ngga ada hubungannya!). Pertamanya sih dia yang nyanyi (#nowplaying Someday ~ John Legend) yang liriknya, sumpah gw langsung bisa hafal, adalah "Someday will be together" hahaha yaiyalaaah baru semalem ini! Terus kita sepakat mau maen tebak-tebakan lagu. Pertama sih giliran gw yang nyanyi, dan gue milih A Thousand Miles-nya Vannesa Carlton buat gw nyanyiin. Ngga tau kenapa, gw ngerasanya lagu itu kok romantis dinyanyiin malem-malem? (sumpah ngga nyambung lagi!).

Gw search lagu-lagu di lepi buat jadi next track, dan gw sempet nemu lagunya Secondhand Serenade sabelum akhirnya gw ngga jadi milih tuh lagu (tuuuuh kan ngga jelas banget!). Dan gw nemu M2M yang The Day You Went Away sama Technicolor-nya Paloma Faith. Yaaa dan gw sepakat sama hati gw kalo lagunya si Paloma bisa jadi soundtrack kisah gw (hahahihi, stadium ngga jelasnya makin ngaco!)

Dan terakhir nyanyi Stasiun Balapan-nya Didi Kempot (yeah, back to the cultural-song).

Abis itu, pacar ngomong sama gw:"Ay, kok suara kamu bagus sih" dan gw cengar cengir aja, tapi dia ngga ngeliat cengiran gw.
gw jawab:"masa?"
Terus pacar jawab lagi:"Iya sayang, beneran"
rasanya pengen nabrakin kepala gw di dinding (yg ini udah kelewatan ngga nyambungnya).

Ehmmmmmm sebenernya ya, gw pernah juara lomba nyanyi se-RT dulu dan gw emang hobi nyanyi di kamar mandi. Dan iya, dulu gw sering diajak (mantan) pacar yang dulu buat nge-jam bareng, nyanyi di studio. Hunyii, i don't know how to tell you this (niatnya sih mau off the record aja, tapi malah jadi show off gini ya, hahahaha dasaar!).

Jadi, pesan moralnya apa anak-anaaaak?? Bahwa kadang apa yang kita sangka membuat kita bahagia, bukanlah apa yang kita perlukan. Gw pengen dari dulu punya pacar yang bisa mainin alat musik, yang bikinin lagu buat gw dan ngajakin gw kemana-mana pas dianya manggung. Tapi ternyata, yang gw butuhin bukan yang seperti itu. Hmmmmm ya begitulah, kalo kata gw:"We don't know what we're looking for until he finds us out, and loves us like he never lets us go". (Hunyi, i love you)
Dan gw percaya sama itu. Sometimes, what we know what we want, but we don't know what we need.

Aaaah pesan moralnya ngga nyambung banget!

Baiklah, sebentar lagi gw ada survey ke Klaten...kayaknya butuh kafein lagi nih...hoahmm.


best regards :)

Inda

September 15, 2010

Me my self and i #ngga jelas

Now still i can't face the rality. I used to have a little dream about prince charming and his wihte house. Nyata, di dunia nyata, ngga ada Prince Charming saya tersebut. Sometimes, ngerasa berat juga, kok iya gitu, satu-satunya amazing dream yang saya punya kok ngga nyata?
#nda, lu kebanyakan mimpi!

Tapi, setelah dipikir lagi, itu semua ada kok! Ternyata Prince Charming yang selama ini saya impi-impikan masih ada dan tersimpan rapat di entah dimana.
#nah lo??
Don't know, saya ngerasa aja kalo kejadiannya emang begitu. Kalo dulu saya mendambakan seseorang (yah, sebut saja begitu!) to be my last man in my whole life, yang pemberani dan mengayomi. Terus saya sekarang jadi tambah pintar (yah, we're growing up, right?), sekarang sekedar mengaymi dan pemberani saja tidak cukup. Yang benar-benar saya butuhkan adalah seseorang yang bisa menjadi lawan bicara yang menyenangkan, memberikan pengalaman, pengetahuan, dan guru bagi saya (dan kadang2, bertengkar itu perlu, guys :))
Overall, saya kok jadi terkesan pilih-pilih yah? Saya memang melanggar batas. Kata nenek saya, wanita itu kodratnya untuk dipilih, tapi kata saya: bukan berarti tidak boleh memilih, kan? Kalo wanita memang seperti itu adanya, sungguh saya kasian dengan perjuangan R.A Kartini!

Saatnya lelaki juga tau, selain mempunyai perasaa yang kuat, wanita juga bisa mikir! Mungkin iya, kita, para wanita lebih mengandalkan perasaannya dibandingkan logikanya. Tapi itu bukan berarti kita ngga menggunakan pikira kita, oke?
#deal, nda!

Jadi, seperti apa Prince Charming saya? Yang menghargai tulisan ini, pastinya, hehehe...ah, sudahlah, saya tidak akan menceritakannya pada kalian. It's kinda secret, kalo sudah ketemu, nanti ada cemistrinya kok. Saya percaya banget, hubungan batin (ih, apaan deh lu!), tetap bakalan ada. Huuuuuuu basi basi basi! Sudah sudah, kriteria saya juga dinamis kok (apaan lagi sih, nda?). Gue kebanyakan ngomong deh, ujung-ujungnya juga rahasia! basiiiiiii #sigh

Ya ya ya, pokoknya begitulah, kamu mengerti kan?
#iya, sayaaang :*





best regards :)
me.myself.and.i

September 02, 2010

Belenggu Umum Wanita: Wajarkah?

Ih sumpah, siang ini kerasa lebih panas dari biasanya! Angkot yang biasanya lewat Hutan Biologi tiap sepuluh menit sekali terasa jadi setengah jam sekali. Gue yang sama Pibi lagi gerah dan kipas-kipas wajah yang basah keringat ngedumel ngga karuan. Tapi Pibi jauh lebih keras ngedumelnya. Guys, neraka bocoooor!

“ Kenapa sih kost gue musti jauh di deket Mirota sono! Kan tiap hari jadi musti naek kopata!” Pibi sudah uring-uringan ngga jelas. Gue cuman melotot aja. Pembicaraan pasti akan segera bergulir. Ralat, pembicaraan panas!

“ Gue tau, abis ini pasti lo bakal bilang: kenapa sih kost gue harus deketan sama lo?!” balas gue ngga kalah sengit.

“ Iya, kenapa kost gue juga harus deket sama lo!” bener kan, bener kaaaan!

“ Eits satu lagi, kenapa juga lo musti belom punya cowok!” tega! Menohok banget deh hiks!

Tiba-tiba Pibi ngeluarin BBnya. Dia mencet-mencet beberapoa tombol yang entah gue ngga ngerti apaan. Suasana jadi sepi dan sedikit dramatis karena tiba-tiba aja gue ngerasa: emang bener yah, sampe sekarang pun gue masih jomblo. Kadang gue enjoy aja selama masih ada sebiji manusia di samping gue, yang berarti gue ngga kesepian. Tapi sekarang, sebiji manusia pun sedang asik dengan handphone mewahnya. Padahal Pibi juga ngga lebih cantik dari gue. Ngga cantik malah. Terus kenapa dia bisa dapet cowok cakep bermobil pula? Well, he’s on the phone now, connect to Pibi.

“ Iya saying…iyah nih sekarang lagi nunggu angkot lama banget…apa? Ah gitu deh. Katanya besok udah balik Jogja lagi? Lho kok bisa gitu?...ehmmm, gimana yah…ya iyalah aku kangen, secara elo pacar gue!” Pibi asik aja ngomong di telepon sama cowoknya.

“ Mirota Kampus Mirota Kampus…Mirota Kampus mbak?” Tanya kernet jalur 4 yang tiba-tiba melintas di depan gue. Gue langsung aja narik tangan Pibi yang lagi terhipnotis sama handphone-nya buat segera naik, tidak lupa juga mengamankan posisi tas agar aman dari jamahan copet sialan.

“ Iya, ini lagi naek anhkot…tangan aku ditarik aja sama si tengil. Hahaha…ya ngga dong yang…” sial kuadrat! Kok gue jadi dikacangin gini yah? Emang rada berisik deh si Pibi, tapi sumpah, berisiknya bukan sama gue! Garuk-garuk kepala, geje.

“ Udahan Bi teleponannya…gue kok jadi dikacangin kayak gini sih…” rengek gue, persis kayak anak kecil lagi minta balon warna merah.

“ Iyaaaa…udahan ya Say teleponnya, si tengil udah ribet minta ditemenin ngobrol! Iya, bye say…” Pibi matiin juga teleponnya, well, AKHIRNYA!

“ Lu ngga kira-kira banget sih nelpon cowok lo! Mwnding kalo lo minta di buat jemput kita disini! Nah ini, elu cumin mau pamer mesra aja di depan gue!”

“ Well, kinda twentysomething, dan masih jomblo, ya gini deh, kayak elo!” sambar Pibi. Damn hell…

“ Ngeledek lu?” dan sopir pun mengerem mendadak.

“ Malioboro, Malioboro, Mirota Mirota…Malioboro Mbak? Yokk!” si kernet masih jual suara. Iye gue tau, kopata jalur 4 emang selalu ke Malioboro kan?

“ Sini deh gue kasih liat!” Pibi ngeliatin ke gue foto cowok-cowok cakep. Ada yang Cina, Jawa, Batak, sampe yang bule. Dan Astaghfirullah, they’re not bad, not at all! Mupeng deh gue, mana kebanyakan mereka bermobil lagi! Pandangan gue berhenti di foto cowok berambut Mohawk, lagi foto di depan Baby Benz merahnya.

“ Oh, itu Luffy namanya. Lucu yah? Ngegemesin lagih! Dia anak kedokteran UII, mantan gue tiga bulan yang lalu,” jelas Pibi sebelum gue tanya. Hell no, semua foto cowok di ponsel Pibi cakep semua!

“ Yang ini?” tunjuk gue ke cowok berambut cepak ala tentara dan hidungnya bangir, khas arab.

“ Yordan, keturunan Arab. Kuliahnya sih di UMY, kedokteran gigi!” hell no for second! Pikiran gue tambah ruwet. Who are you, Pibi? Kenapa semua cowok yang pernah deket sama lo, bahkan di atas rata-rata semua? Pikiran gue kalut. Gue kan ngga jelek.

“ Tenang, dia bukan mantan gue kok.” Huft, finally!

“ Tapi TTM gue, yaaa bisa disebut selingkuhan gue pas gue masih jadian sama si Samin,” lanjut Pibi. For God’s sake!

“ Kok bisa sih Bi? Gimana lo milihnya?” tanya gue.

“ PAke feeling, darling,” Pibi tersenyum (sok) manis.

“ Well, jawaban yang diplomatis,” komen gue.

“ Turun mana mbak?” tanya kernetnya. Oh, lupa, bentar lagi udah sampe El’s! Bentar lagi giliran gue turun angkot.

“ Di El’s Pak, iyah, sini sini!” teriak gue. Pibi masih sibuk masukin ponselnya ke saku, saking terburu-burunya, kartu pelajar yang terselip di saku belakang jeansnya ikut tertarik keluar.

“ Bi, KTM lo jatoh!” Pibi celingukan ngga jelas.

“ Itu, deket kaki lo, Putra Bathara Ajiansyah!” dan Pibi tetaplah seorang Putra Bathara. Gue semakin ngga ngerti, apa emang dunia yang ngga pengen dimengerti. Pibi, seorang cowok, bisa dapet pacar, cowok pula, dan dia ganteng dan hampir selalu bermobil. Sedangkan gue, cewek, biasa saja, tapi normal, susah sekali dapat cowok. Apa emang sekarang lagi trend yang seperti itu? Sumpah deh gue ngga ngerti, what happens in this world?

Ciiiit…dan kopata pun mendesis.

N.H. Inda

02102010 11.46 p.m

Home

September 01, 2010

Jilbab Traveler » The Naked Traveler

Jilbab Traveler » The Naked Traveler

It's None of Your Bussiness!

Pernah tidak merasa bahwa dunia akan menjadikan kita wanita seperti apa yang pernah kita khayalkan dulu? Oke, untuk lebih jelasnya, mari kita diskusikan. Well, waktu kecil, saya pernah punya cita-cita menjadi artis (sumpah, saya tidak pernah pengen jadi dokter ato astronot!). Waktu itu sih saya terinspirasi sama Paramita Rusady gara-gara film Karmila-nya (tuh film sumpah keren banget, Teddy Syach masih gateng *.*). Gara-garanya, saya jadi kebagian imbas tidak mengenakkan, saya pingin jadi artis, yang bisa main sinetron, dan nyanyi lagu pop! Saya merasa bahwa wajah saya sangat cantik waktu itu, padahal kalo dinget lagi yah, waktu saya TK, badan aja kayak lidi, kurus lurus dengan kepala kayak pentol korek (rambut potong gaya lelaki, red) dan suka pake sepatu yang belakangnya bisa nyala itu! (wiw...kecil-kecil gaul deh gw!)

Beranjak dewasa, kayaknya pikiran saya masih terpengaruh jaman jahiliyah dengan rambut pendek semampai dan celana pendek di atas lutut. Hey guys, that was my style, and i was proud to be my self at that time! I was so cooooool when i was climbing the trees to steal some guavas (preeeeet...pencuri kok cool yah! sigh). Yeah, i was kinda bad girl (lol!). Itu adalah saat saya masih jadi kiddo, suka bergerak semua gue, tanpa ada yang tanya macem-macem ke saya.

What does it mean? Bertanya macam-macam kayak apaan sih? Well, kinda:
"who is your boyfriend now?"
"Are you single or in a realtionship?" (or i'm in a relationshit!)
"Oh gal, do you think that you need to reduce your weight?"
" Guys, you need to take some hair treatments! Do you think so?"
"Believe me, you must think that those guys are soooo cool?"
or," I think you need to buy some new skirts and throw your jeans away, those are oldskull!"

Jujur, saya seneng ada yang perhatiin saya, meskipun perhatian itu menyesatkan dan memuakkan. Pingin rasanya jawab semuanya hanya dengan satu kalimat: "go f* yourself, it's none of your bussiness, sweetie!"
Tapi rasanya tidak mungkin, mengingat semakin dewasa kita, semakin terikat dengan etika. Oh, why being mature is so complicated! Why so serious? Take some jokes! (tsk)

Kalo tau seperti ini, rasanya dulu tidak mau saya cepat-cepat dewasa. But well, now i'm kinda twenty-something-girl (or woman?). Dan kedewasaan saya masih belum mau muncul (ayey, childish is cool, man!). Dan menjadi 30's is so awful. Sometimes i think that i wanna go back to my childhood, but wise man said that: "when you're still fool on 40, trust me, you'll be fool forever."

Aiiiih, ngeri juga kalo dipikir-pikir, ternyata teori kalo hidup-itu-dinamis benar-benar ada! (bergidik!). But wait, bisa ngga kalo dewasa itu berarti tidak mencampuri urusan orang lain? Those are noneof your bussiness, man! Rasanya malah pengen mempermalukan diri sendiri ~.~'
So, kalo ada orang nanya lagi," where's your boyfriend? Don't tell me you're still single, gal!" (bertanya diiringi tawa setan), i'll answer:
" It's none of your bussiness, man. Well, for your information, i did some one-nite-stand(s) these days, hmmmm but you know, i just did some lies! Hahaha" (slap his face!)


*ngga semua yang lo denger itu bener*sigh