Februari 11, 2011

Bertemu Pelangi

Cheerstraw!! :)

Tadi sore saya sedang dalam perjalanan dari Salatiga ke Magelang. Di tengah jalan, jam berdentang tepat pukul enam sore. Saya lihat di sebelah ujung sana, langit menjingga dan matahari mengintip manja. Suasana menjadi hangat, syahdunya alam bergabung dengan siluet pepohonan tepi jalan, bergabung dengan julangnya gunung Merapi dan Merbabu, bergabung dengan bekas air hujan yang mengering di jalanan, bergabung dengan senyum ikhlas saya untuk Tuhan yang Maha Esa.

 Kemudian, tepat di dekat Kopeng, saya bertemu dengan Pelangi. Dia berpendar dengan warnanya yang membuat merak iri. Dengan indahnya yang membuat bunga terlihat bagai istri siri. Dengan pongahnya, dia bagai ratu alam semesta di atas sana. Dan saya mengaguminya. Dengan segenap kerinduan, saya mencoba membuatnya tetap diam disana, mendengarkan cerita saya di sore hari.

Saya bercerita, alangkah lucunya negeri ini. Terdengar seperti judul film, tapi memang begitulah adanya tanpa tendensi iri hati atau dendam yang bercokol di hati. Negeri ini sepertinya sedang menggeliat dan meragu. Bagaimana tidak, negeri ini bergantung di tengah awan, kadang kepalanya berada jauh di dekat kaki. Itu namanya galau ya? Begitulah, negeri ini membuat saya berpikir, bahwa harus bagaimana saya bersikap. Kadang salah menjadi benar. Pelangi, coba kamu bayangkan, bagaimana bisa sebuah keyakinan ditukar dengan tiga nyawa manusia? Bukannya keyakinan itu hak setiap makhluk dan umat Tuhan? Mereka mengaku beragama, mereka mengaku membela keuutuhan umatnya, mereka mengaku, mereka adalah benar. Tapi pertanyaan pertama saya adalah: siapa sih umat mereka? Umat pembunun brutal membabibuta?

Dear Pelangi,
Sebenarnya ini adalah buncahan kegalauan hati. Mendengar peristiwa Cikeusik belum berakhir, sekarang muncul lagi kerusuhan Temanggung. Isunya sih masih sama, tentang keyakinan umat beragama. Klasik dan mboseni ya Pel? Kemudian saya berpikir secara holistik, ini ada yang tidak beres. Tapi apanya? Apa komentar Pak Tiffy? Ah, terdengar tidak hot, iya kan? Pendapat saya jauuh lebih hot. Ini masalah ngga jauh-jauh juga dari sebuah usaha pengalihan fokus. Fokus lama tentang Gayus yang 'hanya' dihukum segitu lamanya. Ngga adil? Masih nanya lagi, ya iyaah Pel, itu ngga adil banget!

Mungkin ya, teman saya, Pelangi, ada yang salah dengan sistem di atas sana. Harusnya orang baik seperti Bapak Habibie tidak usah dibuang ke Jerman ya? Kayak kita udah engga butuh orang jenius macam dia. Kenapa saya bilang jenius? Karena beliau lebih dari sekedar pintar, simpel.

Pelangi, perjalanan saya sudah hampir mendekati Kota Magelang. Sepertinya kita harus berpisah. Senang sekali bisa bercerita denganmu. Melihatmu, saya jadi teringat keramahan penduduk Desa Randuares, tempat Ayah saya dilahirkan. Saya jadi ingat dengan sapi-sapi dan anjing yang hidup damai. Terutama, saya ingat dengan suara Tonggeret yang membuat saya selalu merindukan Desa. Pelangi, besok kita kan berjumpa lagi, mungkin dengan cerita yang lebih menggembirakan.
Apa? Tentang apa? Kamu enggak suka cerita tentang negeri yang lucu, yang semua serba terbolak balik? Baiklah, kita akan mengobrol tentang kehidupan. Kehidupan seorang gadis gengster.

Pelangi yang penuh warna, sampai jumpa esok hari :))

Februari 10, 2011

Whole New World

Cheerstraw!! :)

Barusan, saya ngebuka facebook. Bukan mau update status atau apalah itu. Cuman pengen maen It-Girl saja sebenernya. Tetapi tergoda buat buka profile temen SD saya, cewek sih, yang kemarenan sempet jadi buah bibir si Ibuk *apalah ini cecewek ngebahasnya selalu yang begituan!*
Sebenernya apasih juga yang spesial, percakapan saya sama ibu beginilah kiranya:
*berdua, nonton Putri Yang Tertukar, Ibu ngomelin Amira yang bodohnya kelewat ambang batas kesabaran seorang ibu-ibu sinetron*
Ibu: Mbak Ervin udah punya pacar lho Nda kata Mbak Ari. 
*melirik sejenak, melepaskan kekagetan mendakak*
Saya: Terus kenapa gitu Bu?
Ibu: Pacarnya polisi katanya
Saya: Terus kenapa gitu Bu? *muka dongo abis!*
Ibu: Ya ngga papa, cuman ngasih tau
Saya: Terus kenapa gitu Bu?
*toyor sampai ulang tahun*

Nah kan berawal dari percakapan itu, saya sedikitnya bisa nangkep apa maksud si ibu deh. Maksudnya, anak perawannya ini belum punya pacar dan temen SD anak perawannya ini sudah berpacar, begitu? Oh, okelah. Terus karena diliputi rasa pengen tau yang mendadak membuncah di hati *nda, ngomongnya ngga usah sok drama deh* saya ngebuka profil temen saya itu. Ngebuka profil pacarnya. Ngebuka doang sumpah soalnya sehabisnya ngeliat seperti apalah itu profilnya, jadi engga pengen meneruskan. See kan, bukannya saya suka menjudge orang berdasarkan covernya doings, tapi bisa kan yah ngeliat karakter orang dari profilnya? Oke, caseclosed. Saya ngga jadi envy sama temen saya itu. Polisi pikirannya mah soal yang mesum sama duit doang, begitulah yang saya tangkap. Smart level-nya NOL GEDE!

Terus tetibanya saya dapet message via facebook dari temen kampus saya, namanya Dhani. Dia ngirim link blog dia gitu, terus ternyata yang dia kirim adalah foto saya yang lagi kelelahan nulis setelah diedit sedemikian rupa sehingga saya tadinya sempet megangin dahi dan berpikir: siapa sih gadis ini yah?


Dibilangnya blog saya sudah menginspirasi dia buat bermain blog lagi. Saya jadi bersemangat lagi. Karena, ternyata saya bisa juga menjadi inspirasi orang lain, Padahal saya kan bukan macam wanita yang suka mempercantik diri, apalagi mempercantik blog. Saya hanya menuliskan apa yang ada di otak saya, mungkin sedikit didrama-dramain yah, tapi ya intinya bukan sekedar membuat tulisan terlihat indah pada waktu dipostingkan. *Setuju, selamat anda dapat cowok tampan!*

Dan sekarang, yeah here i am. Terkadang ada sesuatu yang membuat saya ingin dihargai, dipuji dan dikangenin. Bukan munak ya, kalo boleh pukulrata, semua orang jugalah begitu. Dan, saya senang, sekali lagi, happy-happy-sampe-kayang-sendiri bisa menjadi inspirasi teman saya. Thank you, fellas :))


Kisstraw!
A Whole New World :))