Juli 23, 2010

I Got My Own Think, That's why I Love myself More Than Ever

Suatu sore yang penuh angin, saya merasa bosan dengan keadaan. Saya bosan dengan segala perasaan menyalahkan yang akhir-akhir ini sering melanda saya. Ingin rasanya teriak dan melarikan diri. Dan itulah yang saya lakukan. Sendiri.

Saya mencoba berjalan sendiri, saya tidak ingin bergentung kepada siapapun lagi. Saya tidak ingin menyandarkan hati saya kepada siapapun lagi, hati ini akan menjadi milik saya utuh. Tidak akan lagi saya biarkan seseorang merukan konsep "I live my life while I'm alive" saya. Saya ingin menjalani kehidupan saya, sendiri. Mungkin bisa dibilang saya sedang menuju ke arah "miss independent". Dan itu bukan untuk siapapun, ini untuk saya.

Terima kasih terhadap semua sakit hati yang mendewasakan saya.
Terima kasih terhadap semua kenangan manis yang akhirnya membunuh rasa saya pelan-pelan.
Mungkin inilah yang disebut proses, tapi sangat menyakitkan.
Terima kasih pernah memberikan saya waktu yang tidak bisa kamu ambil kembali, yang berarti kamu telah memberikan saya sebagian dari porsi hidup kamu.
Dan terima kasih "pernah" menyayangi saya (mungkin) yang akhirnya menjadikan saya tau, seperti apa sayang yang tulus, yang bercanda, atau yang beralasan. Saya cukup tau saja.

Sore itu saya kembali sendiri menyusuri kota dengan si motor kesayangan saya, sendiri. Autis. Saya memang berusaha sebisa mungkin menikmati setiap hal kecil di sekeliling saya yang mungkin selama ini sdang saya lupakan. Tidak menyangka, ternyata rasa senang dibangun dengan hal kecil yang pernah saya anggap "buang waktu".

Duduk dengan green tea tong ji, ditemani angin kencang dan udara yang cukup dingin, saya memandang ke depan. Ke arah maju hidup saya. Suatu saat saya pasti merindukan saat-saat seperti ini. Suatu saat saya tidak akan bisa lagi menikmati duduk di Alun-alun Kota, mengamati anak-anak kecil yang bermain mobil-mobilan, pedagang angkringan yang sedang mendirikan tenda, pedagang mainan Upin Ipin, dan kuda kecil di tengah lapangan. Indahnya...indahnya keharmonisan. Saya melupakan sejenak perasaan terkutuk yang datang akhir-akhir ini. Saya berusaha memaafkan dan berdamai dengan keadaan. Tidak semua orang pernah mengalami apa yang saya alami, kenapa saya tidak mensyukurinya??

Yeah God, thanks for showing me the best way to wake up. Saya senang dengan semuaaaaaa hal tentang saya. Saya bahagia pernah mengenal dia, dan semua sakit hati yang dia berikan. Saya yakin, itu bukti sayangMu padaku, ya Allah...


Regards :)

1 komentar:

  1. inda like this.kata-kata mu menyentuh bgt..karakter tulisan mu mirip di majalah national geograpy yg aku pernah aku baca..mungkin tulisan kamu bisa di krm di majalah ..keren..

    BalasHapus