April 02, 2010

Lelaki dan Perempuan

Mengapa menjadi lelaki itu begitu mudah? Mengapa harus lelaki yang diberi rasionalitas lebih besar daripada perasaannya? Mengapa tidak pernah ada Mr. Universe di dunia? Mengapa tidak tenar pula PSK lelaki disbanding PSK perempuan, padahal mereka ada?

Kadang saya berpikir, mengapa wanita yang sering dijadikan obyek, dan bukan subyek? Padahal, bila dibandingkan, tidak pernah ada perbedaan yang besar antara lelaki dan perempuan. Ya, karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk adam. Dari bagian lelaki. Bagian yang paling dekat dengan hati agar mereka dicintai.

Wanita tidak bisa menjadi pemimpin. Saya lumayan setuju dengan pendapat ini. Secara, wanita mempunyai perasaan yang kelewat sensitive sehingga ketika dihadapkan pada suatu keadaan yang sulit, dia akan bermain insting, perasaan. Dan kadang salah. Lantas bagaimana bila sudah salah? Menangis, dan bersedih. Karena wanita tidak diberi pikiran rasional melebihi lelaki. Wanita diberi perasaan yang kuat. Ya, karena dia wanita.

Tapi wanita bisa berdiri dengan gagah di belakang seorang pemimpin. Dia memberikan nasehat dengan bijak, karena wanita lebih bisa mengontrol nafsunya dibanding lelaki. Karena lelaki bagaikan pohon yang berdiri kokoh tapi mudah tumbang terkena terpaan angin besar, sedangkan wanita ibarat rumput, yang akan tetap menancap dan mencengkeram tanah dengan kuat saat angin besar berhembus. Ya, wanita bukan lemah karena kelembutannya. Wanita kuat karena dia lembut dan luwes.

Dan bagaimana dengan lelaki yang berhasil mencuri hati wanita kemudian membawanya lari tanpa dia pernah kembali? Wanita hanya punya setengah hati. Dengan setengah hatinya itu dia mampu menciptakan cinta dan rasa yang sebegitu dahsyatnya sehingga perasaannya selalu ramai dan penuh. Wanita memang membutuhkan demikian. Dan lelaki, lihat dia! Dia juga diciptakan secara “idiologi” sebagai manusia dengan setengah hati agar kelak, lelaki dan wanita bisa menyatukan hati mereka dalam ikatan batin yang kuat. Kemudian mereka menamainya cinta. Tapi bagaimana dengan lelaki yang senang sekali mencuri hati wanita sehingga dianya merasa tidak bisa hidup tanpa lelaki itu? Dihantuinya pikirannya siang dan malam. Dibunuhnya separuh rasa yang mampu si wanita ciptakan dengan hatinya. Kemudian, dilukainya pikirannya pelan-pelan. Wanita tidak akan berpikir jernih, karena kini perasaannya menjadi sangat kacau. Dia mencari kemana setengah hatinya disembunyikan.

Lantas harus bagaimana? Sedangkan lihat lelaki di sana! Dia memegangi rongga kosong di dadanya, karena hatinya telah dicuri seorang gadis. Tapi dia tidak berwajah sendu seperti si wanita berhati kosong tersebut. Lelaki itu masih bisa berjalan meski tertatih. Meski dia bisa berdiri dengan tegak, memamerkan senyum pasta giginya dan bersenang-senang dengan sesamanya di kedai kopi, di jalan, di tempat makan. Mereka tidak pernah memikirkan para wanita dengan sepenuh hatinya.

Karena dia tidak pernah memberikan sepenuh hatinya yang berbentuk separo itu. Dia masih menyimpan secuil hati untuk dirinya sendiri, sampai sang istri akan memilikinya penuh nantinya. Penuh? Let’s guess…menurut saya, tidak pernah ada lelaki yang memberikan hatinya secara penuh kepada wanita…

Regards J

2 komentar:

  1. saya sungguh terenyuh membaca cerita ini..
    dengan membaca ini sya bisa bangkit lagi..
    kenapa?
    karena sya yakin peran wanita begitu besar di hadapan laki2..
    mereka tetap membutuhkan peran seorang wanit....
    wanita sangat mulia..
    wanita mulia adalah wanita yang bisa menjaga dirinya...

    saya suka sekali dengan tulisan iini..
    semangat ya sahabat untuk meneruskan ceritamu ini...
    gudlak :)

    BalasHapus
  2. makasih ya tan ...
    tapi sekarang aku lagi down ...
    ngga tau kenapa ...
    saya ingin menikmati kesedihan saya dulu

    BalasHapus