Jadi gini, kapan hari itu aku nonton film di bioskop. Udah agak lama
sih. Kemudian tiba-tiba muncul trailer film yang menceritakan geng anak muda,
dua laki-laki dan dua perempuan. Dandanannya kalo menurutku sih norak ya, tapi
siapa tahu itu memang dandanan kids jaman now? Hahaha. Pergaulannya bebas,
seakan nggak terkekang, kemudian ditampilkan pula orang tua yang terlihat
kewalahan menghadapi anak-anaknya. Waktu itu kupikir, film apa sih ini? Bukan
yang langsung penasaran, tetapi yang mikir, apa emang anak jaman sekarang gitu
banget sih?
Ternyata, film ini adalah fil My Generation, yang ternyata lagi,
sutradaranya adalah Mbak Upi. Iya, MBAK UPI FAVORITKU ITUH! Sebelumnya aku
emang suka sama beberapa film-film garapan Mbak Upi. Pernah nonton Realita,
Cinta, dan Rock n’ Roll? Pernah nonton Radit dan Jani? Ini nih aku tanyain, ada
yang belum pernah nonton 30 Hari Mencari Cinta? Yang sampai sekarang lagunya Sheila
on 7 yang jadi soundtrack-nya itu terngiang-ngiang terus di kuping ya ampun aku
kangen jaman dulu huhu T__T
Sheila Gank mana nih suaranyaaaa uhuukk!
My Generation sendiri menceritakan tentang persahabatan 4 anak SMA,
Zeke, Konji, Suki, dan Orly. Diawai dengan gagalnya mereka pergi liburan karena
video buatan mereka yang berisi protes terhadap guru, sekolah, dan orang tua
menjadi viral di sekolah mereka, sehingga mereka dihukum tidak boleh pergi
liburan. Tapi buka anak millennial dong kalo nggak banyak akal. Mereka ogah
merutuki keadaan dan membuat orang-orang yang menghukum mereka berpuasdiri. Liburan
sekolah yang terkesan tidak istimewa, akhirnya justru membawa mereka pada
kejadian-kejadian dan petualangan yang sangat berarti dalam kehidupan mereka
berempat. Petualangan dan kejadian apa sih yang bener-bener bikin anak muda
yang penuh dengan pemberontakan ini akhirnya takluk dan berubah mindset?
Penasaran? Sama HAHAHA.
Karakter keempat anak muda ini cukup unik, bahkan masing-masing punya
masalah sendiri-sendiri yang sebenarnya mereka denial ya untuk mengakuinya.
Bagaimana sih karakter mereka yang beda-beda itu? Ini nih:
- Orly. Dia perempuan yang kritis, pintas, dan berprinsip. Dan, dia sedang dalam masa pemberontakan akan kesetaraan gender dan hal-hal lain yang ‘melabeli kaum wanita’. Salah satunya tentang keperawanan. Orly berusaha mendobrak dan menghancurkan label-label negatif yang sering diberikan kepada perempuan. Diluar itu, Orly bermasalah dengan ibunya yang single parent, yang sedang berpacaran dengan pria yang jauh lebih muda. Bagi Orly, gaya hidup sang Ibu tidak sesuai dengan umurnya.
- Suki. Suki ini perempuan yang paling cool diantara teman-temannya. Selayaknya anak muda pada umumnya, Suki memiliki masalah dengan kepercayaan dirinya, tapi ya itu, dia selalu denial, dan berusaha menyembunyikan masalah itu rapat-rapat. Tetapi lambat laun krisis kepercayaan dirinya menjadi semakin besar, sejalan dengan orangtuanya yang selalu berpikir negatif terhadap dirinya.
- Zeke. Zeke ini pemuda rebellious tapi juga easy going dan sangat loyal pada sahabat-sahabatnya. Tapi, ternyata dia memendam masalah yang sangat besar dan menyimpan luka yang dalam di hatinya. Zeke merasa orangtuanya tidak mencintainya dan tidak menginginkan keberadaannya. Untuk menyembuhkan luka yang dipendamnya, Zeke harus berani mengkonfrontasi orangtuanya dan membuka pintu komunikasi yang selama ini terputus diantara mereka.
- Konji. Nah, Konji ini pemuda yang polos dan naïf. Dia sedang mengalami dilem dengan masa pubertasnya. Dia merasa ditekan oleh aturan orangtuanya yang sangat kolot dan over-protective. Hingga ada satu peristiwa yang membuatnya shock. Hal itu membuat kepercayaannya kepada kedua orangtuanya hilang, dan Konji balik mempertanyakan moralitas orangtuanya yang sangat kontradiktif dengan semua peraturan yang mereka tuntut terhadap Konji.
Keempat remaja ini ada diantara kita. Ada banyak Orly, Suki, Zeke, dan
Konji di lingkungan kita. Tinggal kita peka nggak sih? Atau kita cenderung
judgmental dengan langsung melabeli mereka remaja nggak bener?
Mbak Upi ini nggak tanggung-tanggung lho bikin filmnya. Penulisan naskahnya
saja butuh waktu setahun. IYA, SETAHUN! Masih ditambah riset intensif selama 2
tahun. IYA, DUA TAHUN! Untuk bisa menggambarkan realita senyata-nyatanya, Mbak
Upi bener-bener total.
Buatku pribadi sih ini film remaja sekaligus parenting ya. Soalnya mengasuh
anak itu bukan trial and error. Bukan
pula kegiatan yang ada manual book-nya,
nggak ada remediasi, dan yang jelas, ini buatku adalah perjalanan bathin dengan
Sang Pencipta. Kok bisa? Iya, lha anak itu kan titipan Gusti Allah, WAJIB
hukumnya untuk mendapat pengasuhan yang terbaik. Dan terbaik buat mereka ini
belum tentu terbaik buatku, lho. Sudah cukup paham? Dan film My Generation ini
seakan menjadi bekal kita, para orang tua, dalam mendidik anak.
Nah, pada tanggal 10 Oktober kemarin, ada konferensi pers yang dihadiri
pemain dan sutradara film My Generation. Semua pemeran utama di film ini memang
pemain baru, masih fresh, segar, dan to be honest, bikin penasaran. Sekarang
kan dunia perfilman kita diisi sama pemain-pemain lama yang emang aktingnya
nggak perlu diragukan lagi kan ya. Tapi pemain baru ini gebrakan baru dan berani
banget dari Mbak Upi. Masih inget tentang film-film yang pernah ngehits jaman
angkatan AADC? Dari angkatan itu juga muncul lho banyak pemain film baru, yang
nyatanya sampai sekarang mereka udah bertengger jadi pemain film professional.
Aku yakin, para pemeran tokoh utama di My Generation ini one day juga bakal
jadi pemain film handal. You should watch
them play their roles. Totalitas tanpa batas – mengutip entah siapa.
Mbak Upi dan pemeran utama film My Generation |
Suki, Zeke, dan Konji |
Tuh kan, para pemainnya aja oke punya semua |
Kalau masih penasaran sama film remaja yang nggak ngepolin kisah
cinta-cintaannya, wajib banget diintip trailernya disini: My Generation Trailer.
Karena biasanya kan film remaja itu ceritanya nggak jauh-jauh dari
urusan percintaan kan ya, kalau yang ini beda. Isu keluarga, sekolah, bahkan
internal issue dari dalam diri mereka sendiri menjadi tema pokok di film ini. If you want to watch something different,
then you SHOULD watch this movie. Aku kalau udah ngomong gini nggak pernah
bokis, Gengs. Karena jujur aku sendiri masih takut sama bakal remajanya anakku
ini gimana. Zaman sudah berubah. Everything changes, and that’s the challenge.
Titik.
Gengs, jangan lupa ya pasang alarm kalian. Tanggal 9 November 2017
film ini bakal rilis. Saatnya siapkan budget, siapkan waktu, dan mental buat
nonton cerita yang bakal bikin kita ngelus dada dan introspeksi diri ini ya.
Sekalian bawa popcorn, jangan lupa. Karena apalah artinya nonton tanpa popcorn
dan coke lol.