Agustus 06, 2009

A Little Piece of Heaven

A LITTLE PIECE OF HEAVEN

Before the story begins, is it such a sin,
For me to take what's mine, until the end of time?
We were more than friends, before the story ends,
And I will take what's mine, create what
God would never design


Glek!

Dimas terbangun…suara M. Shadow dari tape-nya mengalun memecah heningnya malam. Entah kenapa ada sesuatu yang berbeda malam ini. Ada sesuatu yang membuatnya tetap ingin terjaga. Lagu itu…mengingatkannya kembali pada seseorang. Bukan…bukan Winggar. Keringat dingin membasahi keningnya. Ngga…dia ngga lagi sakit…tapi kenapa berkeringat dingin seperti ini?


Dimas berjalan ke arah jendela. Pasti tadi dia ketiduran…jendela kamarnya sampe lupa belum dia tutup. Gordennya berkibar tertiup angin…aah…segar…Dimas menikmati hembusan angin yang masuk. Langit gelap sekali malam ini. Apa lagi mendung ya? Dimas hanya menebak. Suasana seperti ini sudah pernah dia alami sebelumnya. Bad…apa dia juga lagi liat langit ya malam ini? Dimas ingat sekali, Badshy sangat suka mandangin langit malam. Katanya lebih indah lagi kalo ada bintangnya…entahlah…Dimas sudah lama tidak ketemu Bad…



Tiriririt…tiriririt…tiriririt…

Reminder hapenya berbunyi…pasti sudah jam duabelas malam lebih satu menit nih…, pikir Dimas. Dan pasti ada yang ulang tahun hari ini…Dimas meraih hapenya yang tersembunyi di balik bantal. Bad…

Berarti sekarang tanggal sembilan belas September…Ehmmm…Bad sudah sembilan belas tahun…Dimas menyunggingkan senyum manisnya. Mau sms ngga yaa???


'Cause I really always knew that my little crime
Would be cold that's why I got a heater for your thighs
And I know, I know it's not your time
But bye, bye
And a word to the wise when the fire dies
You think it's over but it's just begun
But baby don't cry


Dimas kembali tertegun…ada sesuatu yang menohok kerongkongannya. Lagu itu…kata-kata itu…

Dimas duduk di kasurnya. Mencoba mengingat dosanya. Ya, Dimas kembali merasa bersalah. Belum pernah ada kata cinta terucap buat Bad, seseorang yang pernah memberi warna dalam hidupnya. Padahal Dimas tau, Bad selalu menanti kata itu terucap. Seseorang yang pernah membuat harinya penuh kata sayang. Seseorang yang selalu menyayanginya dengan tulus. Dulu. Tapi sekarang?


Nama Winggar terngiang di telinganya. Seseorang yang klop dengannya, yang bisa diajak menggila dan meliar bersama. Cantik, manis, dan lebih segalanya dari Bad. Dimas tersenyum puas…She’s my angel…

Tapi entahalah…malam ini rasanya dia sedang gelisah. Dia sepertinya merindukan orang lain. Ingin rasanya ketemu Bad. Ingin mengucapkan maaf. Ngga tau kenapa kata maaf itu harus diucapkan malam ini juga. Sebelum semua terlambat.


Dimas mengusap mukanya. Basah keringat. Ada apa sebenernya ini? Bad…sihir apa yang kamu lakukan padaku malam ini…, batin Dimas. Pikirannya melayang-layang…


… … …

“ Beibh jangan lupa mam yah…”

“ Iya cayang…ummmh…meong…meong…meong…” Dimas mengeong manja. Terdengar suara tawa riang di seberang. Suaranya kecil, seperti anak kecil…manja…

“ Beibh kenapaaa?” tanya Bad riang penassaran.

“ Pengen jadi kuciiing…” jawab Dimas.

“ Kenapa pengen jadi kucing?” tanya Bad penasaran.

“ Biar bisa digendong-gendong dan dibelai-belai ma cayangku…” jawab Dimas manja. Dan tertawa lagi. Suaranya lebih riang.

“ Beibh tuh ada-ada aja deh! Hahaha…” tawa Bad terdengar sangat merdu bagi Dimas kala itu.

… … …


Dimas mengucek matanya. Apa yang barusan dia pikirkan? Selama ini mereka begitu dekat, sangat dekat. Tapi…ah…

Dimas berpindah tempat duduk. Kenapa harus teringat semua itu sih? Disaat dia sedang bersama Winggar… Dimas berjalan ke arah jendela, tapi ngga berniat buat menutupnya. Hanya berdiri dan memandang langit. Keliatan murung…Dimas ingat sesuatu lagi. Kertas yang Bad beri ke dia…masih belum Dimas buka lipatannya sampe sekarang. Dimana ya kertas itu sekarang?


Dimas mengobrak-abrik lacinya. Mencari kertas loose leaf warna pink yang dilipat berbentuk hati. Dimana ya…dimana ya aku nyimpen kertas itu…, batin Dimas. Apa yang Bad tulis buatku…, batinnya lagi…Kenapa ngga dari dulu aku buka kertas itu, rutuk Dimas pada dirinya sendiri. Haa…!!

Mata Dimas terfokus pada kertas pink di dasar laci, menyatu sama barang-barang Dimas yang lain. Dimas cepat-cepat meraihnya. Seakan kembali berputar ke masa lalu. Kenangan Bad datang lagi bersamaan dengan hadirnya kertas itu. Entah kenapa, masih ada secuil cinta dan penyesalan buat Bad di hati Dimas. Jantung Dimas berdegup kencang…


Dear god…

The only thing I ask of you is to hold him when I’m not around

When I’m much too far away…

We all need that person who can be true to you

But I left him when I found him

And now I wish I’d stayed

Cause I’m lonely and I’m tired

I’m missing you again…oh no…

Once again…


Dimas terdiam. Begitukah? Begitu dalamnya perasaan Bad ke aku…, batin Dimas sedih. Sekian lama mereka bersama…Dimas memang ngga pernah sekalipun bilang cinta. Tapi perasaan…ngga bisa berbohong lagi. Rasa bersalah yang lebih dalam menyelimuti hati Dimas. Bad…orang yang hebat kamu…, batin Dimas sedih. Selama itu kamu bertahan buat aku…Harus bagaimana ini? Pengorbanan…


… … …

“ Maaf Bad, tapi aku udah punya orang lain yang lebih aku cintai…”

Diam…hanya desahan napas yang bergetar yang terdengar. Mungkinkah Bad menangis? Dalam nadanya di telepon itu Bad bisa merasakan cintanya pada Dimas sedang memuncak. Apakah Dimas tau hal itu? Mungkin dia ngga akan pernah tau…

“ Oke…ngga papa kok…mungkin emang harus gini jalanku…Dimas, bisa minta waktu sedikit? Aku mau ngasih kamu sesuatu. Sekali ini aja kok…” ngga ada nada mengemis dalam ucapan Bad. Hanya berharap saja.

“ Oke,” jawab Dimas singkat. Bad menutup telponnya dan berlari ke kamar. Sesuatu telah menikam perasaannya. Hatinya tercabik…

… … …


Telepon itu…Dimas mengingatnya sebagai telepon terakhir Bad untuknya. Kenapa…kenapa dulu Dimas ngga pernah bilang cinta sekadar untuk membahagiakan Bad? Aku emang ngga pernah buat Bad bahagia…, pikir Dimas. Perasaan apalagi ini?


Telepon Bad ato ngga ya? Tapi apa yang mau diomongkannya kalo telpon Bad?

“ Helo…aku nyesel uda sia-siain kamu…”

“ Bad, maapin aku ya…”

“ Ehmm…, Bad, dulu sebenernya aku sayang banget sama kamu…”

“ Aduuuh…gimana nih!!!” Dimas membanting hapenya di kasur.

Bad…

Bad…

Dimas hampir menangis. Menangis?? Baru kali ini Dimas dibuat menangis sama keadaan. Sadarilah, dia sudah menyia-nyiakan seseorang demi kesenangan dia sendiri. Dimas…, hanya ingin berkata, untuk yang pertama kalinya kepada Bad, bahwa dia cinta, bahwa dia selalu sayang padanya. Apa ini bisa jadi kado terindah buat Bad ya di hari ulang tahunnya ini? Sudah lama dia ngga denger kabar dari Bad. Terakhir yang dia tau tentang kecelakaan motor yang Bad alami. Dan Dimas ngga jenguk Bad, bahkan sms pun ngga. Orang macam apa aku ini, pikirnya penuh penyesalan. Tapi itu sudah hampir beberapa minggu yang lalu. Sekarang, bagaimana keadaan Bad ya?


Hape Dimas bunyi. Satu sms. Bad. BAD! Dimas cepat-cepat membuka sms dari Bad. Aneh. Kata-kata yang aneh…


I don't belong here, I gotta move on dear escape from this afterlife
'Cause this time I'm right to move on and on, far away from here
Got nothing against you and surely I'll miss you
This place full of peace and light, and I'd hope you might
take me back inside when the time is right


It's empty and cold without you here…


Dimas serasa tau kata-kata itu…apa sih maksudmu Bad…batin Dimas semakin tidak mengerti. Malam yang aneh. Perasaan yang tidak enak. Pikiran kacau. Rasa bersalah. Apalagi yang bisa membuatnya tersiksa malam ini???


Dimas ngga tahan lagi buat ngga nelpon Bad. Dia ingin bilang kangen…ingin bilang cinta, ingin bilang sayang, ingin mencurahkan semua kegalauan hatinya. Ingin memberikan kado ultah terbaik untuk Bad. Ingin membahagiakan Bad di hari ulang tahunnya.


Tuuut…Tuuut…tuut…

Tiga kali nada dering telepon belum juga diangkat.

Tuuut…tuuut…tuuut…

“ Halo?” terdengar suara seberang. Tapi jelas ini bukan suara Bad. Suaranya serak.

“ Bad ada?” tanya Dimas langsung tanpa basa-basi. Suara seberang hanya diam.

“ Halo?” tanya Dimas lagi.

“ Bad sudah dibawa pergi…” jawab suara seberang.

“ Pergi kemana? Saya pengen ketemu dia. Sekali saja!” pinta Dimas.

“ Bad sudah jadi a little piece of heaven…” jawab suara seberang. Sekarang giliran Dimas yang diam dalam ketidakpercayaan. Rasa bersalah menghantuinya semakin dalam. A little piece of heaven? Maksudnya apa?

“ Malam ini…, setelah mama ngucapin met ultah untuknya, dia tersenyum…kemudian dia memejamkan mata untuk selama-lamanya Nak…” jelas suara seberang dengan penuh kesedihan. Pasti ini mama Bad…

“ Tapi selama ini Bad baik-baik saja kan?” tanya Dimas tidak percaya. Pukul satu dini hari.

“ Sebulan lalu dia didiagnosis dokter kena kanker paru-paru stadium lanjut…” Mama ngga bisa lagi meneruskan kata-katanya. Hatinya ngga kuat. Putrinya, meninggal.

“ Hanya satu kata yang selalu dia ucapkan…” jelas Mama lagi terputus-putus.

“ Apa?” tanya Dimas.

“ Ripper…saya ngga tau siapa Ripper…tapi Bad selalu mengucapkan kata itu bahkan dalam tidurnya…saya…saya…Bad selalu ingin bertemu Ripper buat yang terakhir kalinya…kamu temannya Badshy kan? Kamu pasti tau siapa Ripper itu Nak…”

Dimas ngga bisa berkata-kata lagi. Perasaan Bad masih sama. Cinta dan luka. Cinta dan luka. Dimas mengutuk dirinya sendiri. Membiarkan gadis itu terlalu lama berada di lubang penderitaan. Bad…maafkan aku…seandainya aku tau…

Ripper…itu aku kan Bad! Dimas menghapus airmatanya. Dulu Bad kenal Dimas dengan nama Ripper. Ripper Sevenfold… Bad pernah bilang, Ripperlah yang membuat hidup Bad terasa lebih hidup…dan sekarang Ripper jugalah yang membuat hidup Bad berakhir…


Aku gagal…aku ngga bisa berikan apa-apa selama ini. Dimas menyesali sikapnya. Andaikan waktu bisa diputar kembali. Andaikan dulu Dimas berucap kata cinta. Mungkin saat ini Bad bisa lebih bahagia. Mungkin saat ini Bad ngga akan pernah meninggal dalam kesedihan seperti ini…tapi…sms siapa tadi itu? Dimas yakin itu nomor Bad…

Maafkan aku Bad..maafkan aku…maafkan aku Bad…maafkan aku Winggar, yang telah melupakanmu malam ini buat Bad…aku selalu mencintaimu Bad…Dimas memandang langit, ada setitik bintang kecil disana…mungkinkah itu surga??


I reach towards the sky I've said my goodbyes
My heart's always with you now
I won't question why so many have died
My prayers have made it through yeah
'Cause with all these things we do
It don't matter when I'm coming home to you

I've always been true
I've waited so long just to come hold you
I'm making it through
It's been far too long, we've proven our
love over time's so strong, in all that we do
The stars in the night, they lend me their light
to bring me closer to heaven with you

Pertama Tama Sekali


Pengennya bisa terus eksis, bisa jadi ladang uang sukur-sukur haha. Ya saya hanya mencoba ingin berbagi dan bercerita sesuai kemampuan dan mood. Kalo lagi sadmood, tulisan saya mungkin acakadut dan tidak jelas. maklumilah. Kalo ada yang suka dengan cerita saya, kontak email saya. Kalo ada yang berminat ingin agar kisah kamu dibikin cerita, kontak saya. You all inspires me. Perkenalan yang cukup singkat dan blog yang ceukup sederhana. Tidak ada kata lain yang bisa saya ucapkan selain, THANKS FOR READING MY BLOG. Follow me ya guys!!^.^